Tidur setelah makan sering dikaitkan dengan peningkatan risiko perut buncit. Hal ini karena, saat kita berbaring setelah makan, proses pencernaan tidak berlangsung seoptimal saat kita duduk atau berdiri. Posisi tidur membuat makanan tetap berada di lambung lebih lama, yang bisa memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan peningkatan tekanan di perut. Selain itu, beberapa faktor lain dapat berperan:
- Refluks Asam: Saat berbaring setelah makan, risiko naiknya asam lambung ke kerongkongan menjadi lebih besar. Ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan seperti mulas dan berkontribusi pada gas dan kembung, yang bisa membuat perut terlihat buncit.
- Metabolisme Lambat: Setelah makan, tubuh membutuhkan waktu untuk memetabolisme makanan dan menyerap nutrisi. Tidur terlalu cepat setelah makan memperlambat metabolisme tubuh, karena tubuh seharusnya tetap dalam keadaan aktif untuk mengoptimalkan proses pencernaan.
- Peningkatan Timbunan Lemak: Kebiasaan makan berlebihan atau mengonsumsi makanan berat sebelum tidur juga dapat menyebabkan kelebihan kalori yang tidak terbakar, yang akhirnya bisa disimpan tubuh sebagai lemak, terutama di area perut.
- Kebiasaan Makan Malam yang Buruk: Jika seseorang terbiasa makan dalam porsi besar menjelang tidur, hal ini bisa meningkatkan asupan kalori yang berlebih tanpa aktivitas fisik, yang berpotensi menyebabkan penumpukan lemak di perut.
Disarankan untuk menunggu setidaknya 2-3 jam setelah makan sebelum tidur agar tubuh punya waktu cukup untuk mencerna makanan dengan baik. Tetap duduk atau berjalan ringan setelah makan juga bisa membantu mengurangi risiko perut buncit dan memperlancar pencernaan.